Kamis, 21 Mei 2009

Resume

Dasar – Dasar Kependidikan Komponen MKDK


Judul Buku : Dasar – Dasar Kependidikan Komponen MKDK
• Penulis : Drs. H. Fuad Ihsan
• Penerbit : Rineka Cipta
• Tebal Buku : 254 Halaman
• Tahun Terbit : Juni 2008


Bab I
Pengertian dan Faktor-Faktor Pendidikan


1. Pengertian Pendidikan


Ilmu pendidikan adalah menyelidiki merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan manusia dalam mendidik, selain itu makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan, karenanya bagaimanapun peradaban suatu masyarakat berlangsung dan terjadi suatu proses pendidiakn sebagai usaha untuk melestarikan hidup sekaligus menunjukan sesuatu bagaimanan warga Negara bangsanya berpikir dan berprilaku secara turun-menurun hingga pada generasi berikutnya dalam meningkatkan nilai-nilai kehidupan dan pembinaan kehidupan yangn lebih sempurna. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi sepanjang hayat , tanap pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut pandangan mereka.
Pendidikan bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun merupkan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi secara tahap bertahap dengan dikelola dengan tertib teratur , efektif dan efisien akan memepercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencedasan bangsa kita sesuai dengan pembukaan UUD 45 alinea ke 4.

Definisi pendidikan yang dikemukaan para ahli antara lain :

1. Ki Hajar Dewantara dalam kongres tahun 1930 menyebutkan : Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memejukan bertumbuhnya budi pekerti , pikiran dan tubuh anak. Dan dalam taman siswa tidak boleh memisahkan bagian-bagian itu untuk kemajuan hidup.

2. GBH N tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didialam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.Dari definisi diatas tadi dapat diartikan bahwa pendidikan adalah suatu pengarahan dan pembimbingan yang diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan

2. Faktor-faktor pendidikan

a. Faktor Tujuan :

Dalam praktek pendidikan, baik lingkungan keluarga, disekolah maupun masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diininkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimilik) oleh peserta didiknya. dan tujuan itupun terbagi lagi menjadi :Tujuan Umum, Tujuan Tak Sempurna, Tujuan Sementara, Tujuan Perantara, Tujuan Insidental.

b. Faktor pendidik :
- Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua
- Pendidik menurut jabatan, ialah guru.

c. Faktor Peserta Didik

Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini dengan makin cepatnya perubahan social, dan berkat penemuan teknologi, maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang. peserta didik dipandang sabagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa.

d. Faktor Materi Pendidikan

Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, materi harus dengan peserta didik Yang dimaksud dalam arti/materi pendidikan adalah segala sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan keluarga, diseklah, dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu :

- Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan

- Materi harus dengan peserta didik

e. Faktor Metode Pendidikan

Cara yang didalamnya memiliki fungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan/matrei pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula.

f. Faktor Situasi Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi pembatas pendidikan.



Bab II
Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan


1. Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Pada prinsipnya, mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, dan pertolongan kepada peserta didik. Di dalam engertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi tuntunan) memiliki daya-daya potensi untuk berkembang. Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius. Dengan memperhatikan anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang lain yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas tapi terarah. Pendidikan harus memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak. Sedangkan dalam arti Makro ialah Pengembangan pribadi, Warga Negara, Kebudayaan dan Bangsa.

2. Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan

• Latar Belakangnya karena kegitan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan dimanapun berada

• Lembaga Pendidikan Keluarga karena ketika dilahirkan didunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya ia tak bisa melakukan banyak hal, dibalik keadaan yang lemah itu ia memiliki potensi baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluaraga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarag sebagai lembaga pendidikan semenjak menusia itu ada. Ayanh dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai terdidiknya. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Dari lingkungan keluarga yang harmonis yang mampu memancarkan keteladanan anak-anaknya, akan lahir anak-anak yang memiliki kepribadian dengan pola yang mantap. “masalah kemampuan ekonomi, broken home, rindu kampung, menerima tamu, dan kurang control orang tua” merupakan faktor penghambat belajar.

• Lembaga pendidikan Sekolah :
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya orang tua dalam kedua hal tersebut, orang tua tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang lain yang lebih ahli. Guru-guru di dalam lembaga pendidikan formal adalah orang dewasa yang mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas tersebut. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi ia juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang serat hubungannya dengan pembangunan. Jenis pendiidkan dalam sistem pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
a. Satuan pendidikan adalah satuan dalam sistem pendidikan nasional yang merupakn wahna belajar baik disekolah maupun diluar sekolah.
b. Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur dan berkesinambungan sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sedangkan pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolahan, tetapi dapat berkesinambungan. Pendidikan luar sekolah menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, keterampilan, dan keahlian.
c. Jenjang Pendidikan adalah Tahap pendidikan yang berkelanjutan , yang ditetapkan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan ajar dan cara menyajikan bahan pengajaran ( Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi )
d. Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Peran yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan nasional yaitu berupa ikut membantu menyelenggarakan pendidikan dengan membuka lembaga pendidikan swasta, membantu pengadaan tenaga biaya, prasarana dan sarana, menyediakan lapangan kerja, baiya, membantu pengembangan profesi baik langsung maupun tidak langsung.

Pendidikan kemasyarakatan adalah usaha sadar yang juga memberikan kemungkinan perkembangan sosial, kultural, keagamaan, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keterampilan, keahlian (profesi) yang dapat dimanfaatkan rakyat Indonesia untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat.

Kesimpulan
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan dan Pendidikan Keluarga adalah yang pertama diterima oleh seorang anak karena ketika dilahirkan didunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya ia tak bisa melakukan banyak hal, dibalik keadaan yang lemah itu ia memiliki potensi baik yang besifat jasmani maupun rohani.

Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia mendapatkan pendidikan yang intensif. Di sinilah potensi anak akan ditumbuh-kembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Anak yang cerdas adalah anak yang mampu memecahkan masalah-masalah sendiri. Untuk menghasilkan anak yang cerdassekolah perlu membekali mereka dengan penalaran, ketrampilan, dan sikap ilmiah yang memadai. Dari individu yang cerdas akan lahir bangsa yang cerdas, bangsa yang mampu memecahkan masalahnya sendiri, tanpa ketergantungan kepada bangsa yang lain. Cara belajar-mengajar yang kurang baik, bahan bacaan yang kurang, bahkan pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan, penyelenggaraan pendidikan yang kurang baik, kepemimpinan pendidikan yang jelek dan lingkungan yang tidak menunjang kesemuanya akan menjadi penghambat peran sekolah dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Yang bertanggung jawab dalam pendidikan ini adalah pemerintah. Di lingkungan masyarakat anak mendapat pendidikan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga yang ikut bertanggung jawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melalui pendidikan di masyarakat, anak akan dibekali dengan penalaran, keterampilan, dan sikap makarya, sering juga pendidikan di masyarakat ini dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri. Hambatan yang mungkin bisa timbul di lingkungan ini yaitu lingkungan fisik dan non fisik yang tidak menguntungkan tugas yang diberikan lembaga kepada anak. Itu semua akan menghambat bagi anak dalam menjalani pendidikan d lingkungan masyarakat dan menghambat pula bagi peran masyarakat itu sendiri dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan.



Bab III
Konsep Pendidikan Seumur Hidup

1. Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan Seumur Hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses secara terus menerus dari bayi sampai meninggal seperti hadist Nabi Muhamad SAW yang menganjurkan belajar mulai dari rahim sampai liang kubur.
Contohnya : Pendidikan Dalam dan Luar Sekolah, Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup ( Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sma, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilannya dengan ini setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
4 Konsep kunci pendidikan seumur hidup

1. Konsep belajar seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dan usia yang paling muda sampai paling tua dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasarkan persekolahan konsensional.

2. Konsep belajar seumur
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar

3. Konsep pelajar seumur hidup
Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelejar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. Dalam keadaan demikian perlu adanya sistem pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).

Arah pendidikan seumur
Pada umunya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup.

a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagai generasi penerus, akum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tututan hidup mereka sepanjang masa.

b. Pendidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan semur hidup bagi anak merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya ikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang kan datang.

2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup Pada Program-Program Pendidikan
Dikelompokan menjadi beberapa kategori : Pendidikan baca tulis fungsional, Pendidikan Vokasional, Pendidikan Profesional, Pendidikan kearah perubahan dan pembangunan, Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, pendidikan kultur dan pengisian waktu luang.
1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

Pendidikan baca tulis fungsional disamping merupakan isi program sekaligus juga merupakan sarana terlaksananya pendidikan seumur hidup. Namun kemampuan membaca menulis apabila tidak ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan bacaan tidak ada artinya. Sebab itu, raelisasi baca tulis fungsional itu harus membuat dua, yaitu :
- memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik

- menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya itu.

2. Pendidikan Vokasional

Pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang otomasi (otomation), dan makin meluasnya industrialisasi memuntut pendidikan vokasional itu terus-menerus.

3. Pendidikan Profesional

Dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built-in mechanism yang memungkinkan golongan professional itu selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode perlengkapan, teknologi dan sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.

4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan merupakan konsekuensi penting darpada asas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan Politik

Dalam alam pemerintahan dan masyarakat yang demokatis, maka kedewasaan warga Negara dan para pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat penting. Untuk itu program pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.

6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang

Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah dimulai pada usia muda dalam program pendidikan formal di sekolah, mambuat manusia menjadi berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai cultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri.


3. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Saran Pendidikan
Dikelompokan menjadi 6 beberapa kategori : Para buruh dan petani, Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya, Para Pekerja yang berketrampilan, Golongan yang profesional, Para pemimpin dalam masyarakat, Golongan anggota masyarakat yang sudah tua.




Bab IV
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan


1. Peran Keluarga dalam Pendidikan

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, dikembangna menjadi dewasa, bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

2. Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan diluar keluarga dan pendidikan sekolah. Bila dilihat ruang lingkupnya maka akan dijumpai keragaman bentuk dan sifat masyarakat namun itu semua dapat memperkayaan pengetahuan budaya yang kita miliki. Peranan Masyarakat tersebut : Peranan perguruan Swasta (Usaha-usaha dari masyarakat yang secara langsung mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal), Peranan Dunia Usaha ( Dunia usaha mempunyai kaitan erat dengan unsur-unsur kehidupan masyarakat lainnya ) , Peranan kelompok Profesi( Garapan dalam proses pendidikan ) , Peranan lembaga Swasta lainnya ( Lembaga swasta nasional yang mengelola dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatn sosial, kebidayaan, keagamaan, penelitian, keterampilan dan keahlian.





Bab V
Pengaruh Timbal balik Antara Sekolah, Keluarga dan Masyarakat


1. Pembinaan dan Tanggung Jawab pendidikan pada Orang Tua
Tanggung Jawab pendidikan yang perlu disadari dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut : Memelihara dan Membesarkannya, Melindungi dan Menjamin Kesehatan, Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan, Membahagiakan anak dunia dan akhirat.

2. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
Pembinaan pendidikan yang dilakukna kepada anak dalam lingkungan keluarga akan memebentuk sikap, tingkah laku, cara merasakan dan mereaksi anak terhadap lingkungan.

Ada beberapa jenis pendidikan :

• Pendidikan Formal adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara segaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah.
• Pendidikan Informal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tetapi tidak terencana dan tidak secara sistematis diluar lingkungan keluarga.
• Pendidikan Non Formal adalah Pendidikan yang diselenggrakan secara sengaja dan berencana tapi tidak sistematis diluar sekolah dan keluarga
Sekolah melakuan pembinaan untuk peserta didiknya berdasarkan atas kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu autau mempunyai kesemptan untuk mengembangkan pendidikan dilingkungan masing-masing, mengingat benbagai keterbatasaan yang dipunyai oleh orang tua anak. Namun tanggung jawab utama pendidikan tetap berada ditangan orang tua yang bersangkutan sekolah hanyalah meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasa-dasarnya oleh lingkungan keluarga sebagai pendidikan informal.

( Pengenalan terhadap peserta didik, Perkembangan Jasmani, perkembangan Rohani, kemampuan menerima Ilmu, sikap Sosial dan Pergaulan )

3. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh Masyarakat.
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggita masyarakat terdiri dari beberbagai ragam pendidikan, agama, profesi, keahlian sehingga menjadi masyarakat yang majemuk, secara tidak langsung masyarakat mengdakan kerja sama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya . demikinalah dinamika masyarakat berjalan sejak dahulu sapamia sekarang dan seterusnya.

4. Pembinaan Kerjasama anatar Orang Tua , Sekolah dan Masyarakat.
Dalam proses pendidikan harus saling melengkapi satu dengannya, kerjasama yangerta dalam praktek pendidikan dari hal-hal berikut : Orang tua meletakan dasar pendidikan dirumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadain, nilai luhur moral dan agama. Kemudian dilanjutkan dan dikembangankan oleh pendidikan sekolah. Demikianlah pendidikan dilingkungan masyarakat ikut berperan dalam mengontrol , menyalurkan dan membina masyarakat sehingga ada hubungan timbal balik antara ketiganya .
5. Pengaruh timbal antara sekolah dengan masyarakat

a. Hubungan Sekolah dengan masyarakat

b. Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat

c. Pengaruh Masyarakat terhadap Sekolah


Bab VI
Sistem Pendidikan Nasional

Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan anak untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Upaya yang dapat ditempuh meningkatkan kualitas diri orang tua antara lain dengan cara belajar seumur hidup.

Pembinaan pendidikan yang dilakukan kepada anak dalam lingkungan keluarga akan membentuk sikap, tingkah laku, cara merasa dan mereaksi anak terhadap lingkungan. Untuk memahami usaha pembinaan dan rasa tanggung jawab pendidikan yang dilakukan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, ada baiknya dikemukakan beberapa pengertian yang berkaitan dengan pendidikan informal, formal, dan non formal.
- Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah, dan sistematis di luar lingkungan keluarga.
- Pendidikan informal adalah usaha pendidikan yang diselenggararakan secara sengaja, tetapi tidak berencana, dan tidak sistematis di luar lingkungan keluarga.
- Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana tetapi tidak sistematis di luar lingkungan sekolah dan keluarga.
Semua usaha pendidikan yang diselenggarakan oleh ketiga lemabga pendidikan diatas, tertuju pada satu tujuan umum, yaitu untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya, sehingga ia mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dilingkungan masyarakatnya. Dengan demikian semua usaha pendidikan membantu perkembangan dirinya.
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan anyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkunga n pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis.

• Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah dengan Masyarakat

a. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat, sekolah harus membina hubungan dengan keluarga dan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Namun perlu diingat batas-batas kerjasama tersebut, sehingga tidak mengganggu dan merusakkan tugas pokok sebagai petugas dan penanggung jawab misi sekolah, dan sekolah jangan sampai dieksploitasi untuk kepentingan mereka.

Adapun jenis-jenis kelompok masyarakat yang terorganisasi adalah sebagai berikut :

1. Civics (kelompok kewargaan)

Termasuk kelompok ini misalnya Darma Wanita, LKMD, RW, RT. Biasanya kelompok ini mempunyai rogram. Adapun masalah yang menjadi program dalam civics ini antara lain masalah pendidikan untuk pere anggotanya sediri, kesehatan, kesejahteraan social, pendidikan anak dan remaja, rekreasi, dan lain-lain.

2. Cultural (kelompok budaya)

Kelompok masyarakat ini bergerak dibidang kesenian atau ciptaan manusia (hasil budidaya manusia) lainnya, seni musik, drama, arsitektur. Tujuannya untuk mengembangkan bakat mereka sesuai dengan bidang minat.

3. Economics (kelompok ekonomi)

Kelompok masyarakat ini bergerak di bidang usaha, misalnya industri, himpunan pedagang, dan kelompok tani. Adapun tujuannya adalah mengembangkan usaha mereka, mencari untung. Ada juga menaruh perhatian terhadap pendidikan misalnya dengan cara membantu memberikan penerangan akan usaha mereka, bahkan ada yang memberi bea siswa.
4. Religius (kelompok ketuhanan)

Kelompok ini bergerak dibidang keagamaan. Tujuannya meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual. Kegiatan mereka ada yang disekolah misalnya mendirikan sekolah dan ada yang d masyarakat. Sekolah dapat bekerja sama dengan kelompok ini namun harus hati-hati dan bijaksana artinya harus memperhatikan kondisi murid-murid, orang tua dan masyarakatnya, sehingga tidak mengganggu dan merugikan program sekolah maupun kerukunan antar umat beragama.

5. Wealfare (kelompok kesejahteraan)

Sesuai dengan namanya kelompok ini bergerak dibidang kesejahteraan atau social, misalnya kesehatan, pemeliharaan anak-naka terlantar, gerakan orang tua asuh.

6. Youth (kelompok kepemudaan)

Kelompok ini bergerak dibidang kepemudaan misalnya organisasi pemuda, karang taruna, pramuka. Kegiatannya bermacam-macam misalnya kesehatan, olahraga, kesenian, agama, keterampilan, perekonomian, dan lain-lain.


7. Professional (kelompok ahlI)

Kelompok ini bergerak dibidang keahlian masing-masing. Misalnya dokter, hokum, farmasi, mesin, bangunan. Karena keterbatasan narasumber atau ahli yang serba bisa di sekolah maka sekolah dapat memanfaatkan mereka untuk ikut serta memberikan pendidikan anak. Jadi mereka sebagai narasumber sekolah.


b. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarkat. Di dalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid, tenaga administrasi sekolah, serta petugas sekolah lainnya. Dalam mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat, guru mempunyai peranan yang cukup penting, selain sebagai pengajar disekolah, ia juga sebagai pemimpin masyarakat baik masyarakat luar sekolah maupun masyarakat sekolah.

Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat dan makin meningkat kualitasnya maka produk sekolah tersebut telah membawa pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat. Setidak-tidaknya ada empat macam yang bisa diperankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat. Keempat pengeruh tersebut adalah :
1. mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat.

3. melahirkan warga masyrakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat.

4. melahirkan sikap positif dan konstruksif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
c. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

Dalam orientasi dan tujuan pendidikan jelas sedikit banyak akan diwarnai oleh masyarakatnya mengingat sekolah merupakan lembaga masyarakat, sekolah berada ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum sering diadakan perubahan dan tujuan pendidikan rmusannya mengalami perubahan mengingat keadaan masyarakat memang berkembang dan berubah pula.

Sedang proses pendidikan sering mengalami perubahan. Misalnya diterapkan proses belajar menagjar dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), penggunaan modul paket belajar, mesin pengajar dan lain-lain semata-mata karena kemajuan baik di masyarakat maupun di sekolah itu sendiri. Kemajuan di masyarakat tidak sekedar kemajuan peradaban saja hingga mampu menopang kebutuhan sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan pengaruh dan peranan masyarakat terhadap sekolah adalah :
1. sebagai arah dalam menentukan tujuan.

2. sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar.

3. sebagai sumber belajar.

4. sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya.

5. sebagai laboratorim guna pengembangan dan penelitian sekolah.

1. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani ” Sytema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.A, a. Sistem dapat dipakai untuk menunjukan adanya alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil terhadap berfungsi tubuh tertentu yang rumit namun amat vital

b. sistem dapat digunakan untuk menunjukan suatu hiotesis atau urain suatu teori
2. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu : Unsur masukan, proses dan hasil usaha. Hubungan ketga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut :


Proses Pendidikan Sebagai Sistem

Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu, dalam proses pendidikan terkait berbagai hal seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku dan metode belajar sedangkan hasil pendidikan adalah berupa kelulusan lembaga pendidikan sekolah tertentu.

Menurut P.H Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut :

a. Tujuan dan Prioritas berfungsi sebagai pengarah kegiatan sistem
b. Peserta Didik fungsinya belajar dalam hal ini diharapkan para peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan,

c. Manajemen atau Pengelolaan fungsi mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan.

d. Sruktur dan Jadwal Waktu fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
e. Isi dan Bahan Pengejaran fungsinya mengambarkan luar dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik

f. Guru dan pelaksana fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.

g. Alat Bantu Balajar fungsinya memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.

h. Fasilitas fungsinya tempat terselenggarakannya proses pendidikan.
i. Teknologi fungsinya memperelancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.
j. Pengawasan Mutu fungsinya membinan peraturan dan standar pendidikan.
k. Penelitian fungsinya memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.

l. Biaya fungsinya melancarakn proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efesensi sistem pendidikan.

3. Pengertian Pendidikan Nasional

Menurut Sunarya ( 1969 ) Pendidikan Nasional adalah sistem pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
4. Pendidikan Nasional Sebagai Suatu Sistem

Menurut Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perananya dimasa yang akan datang.
5. Dasar, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

Sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan pedoman yang menunjukan arah, cita-cita dan tujuan bangsa, demikian pula dengan pendidikan yang dilakukan di indonesia. Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sehingga pendidikan nasional indonesia adalah pendidikan pancasila.
6. Unsur-unsur dan Asas-asas pelaksanaan pendidikan

 Unsur-unsur Pokok pendidikan nasional pancasila terdiri dari pendidikan moral pancasila dan pengamalan pencasila pendidikan agama, pendidikan watak dan kepribadian.
Asas-asas Pelaksanaan

= Asas Semesta menyeluruh dan terpadu

= Asas Pendidikan seumur hidup

= Asas Tanggung jawab bersama

= Asas Bhinneka Tunggal Ika

7. Fungsi pendidikan Nasional

a. Alat membangun pribadi, pengembangan warga negara

b. Untuk mengembangkan kempauan serta meningkatkan mutu kehidupan

8. Kelembagaan program dan pengelolaan pendidikan

Menurut UU Ri No. 2 tahun 1989, kelembagaan, program, pengelolaan pendidikan di Indonesia sebagai berikut.

a. Kelembagaan Pendidikan

Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan oleh keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan.

b. Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademis, dan pendidikan profesional.

1. pendidikan umum

pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat akhir masa pendidikan.
2. pendidikan kejuruanpendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu.

3. pendidikan luar biasa pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan mental.

4. pendidikan kedinasanpendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintahan non departemen.

5. pendidikan keagamaanpendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peran yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran keagamaan yang bersangkutan.

6. pendidikan akademik pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan.
7. pendidikan professional pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.

c. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Selain jenjang pendidikan di atas diselenggarakan pendidikan pra sekolah sebagai persiapan untuk memasuki sekolah dasar.
1. pendidikan pra sekolah

pendidikan pra sekolah diselenggarakan untuk meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan anak untuk hidup di lingkungan masyarakat serta memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang sekolah dasar dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.

2. pendidikan dasar

pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Fungsi pendidikan dasar, antara lain memberikan dasar bekal pengembangan kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat.

3. pendidikan menengah

pendidikan menengah diselenggarkan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

4. pendidikan tinggi

pendidikan tinggi merupakan lanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Adapun fungsi pendidikan tinggi antara lain adalah:

a. meneruskan dan mengembangkan peradaban, ilmu, teknologi, dan seni, serta ikut dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Untuk itu, pendidikan tinggi melaksanakan misi tridarmanya, yaitu darma pendidikan, penelitian, dan mengabdi pada masyarakat;
b. menghasilkan tenaga-tenaga yang berbudi luhur, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila dalam arti mampu menghayati dan mengamalkannya;
c. menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, menguasai ilmu dan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.


d. Kurikulum/Program Pendidikan

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang mesing-masing satuan pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan didasarkan kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pandidikan wajib memuat:
1. Pendidikan Pancasila;

2. Pendidikan agama; dan

3. Pendidikan kewarganegaraan.

Adapun isi kurikulum pendidikan dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran tentang:

1. pendidikan Pancasila;
2. pendidikan agama;
3. pendidikan kewarganegaraan;
4. bahasa Indonesia;
5. membaca dan menulis;
6. matematika (termasuk berhitung);
7. pengantar sains dan teknologi;
8. ilmu bumi;
9. sejarah nasional dan sejarah umum;
10. kerajinan tangan dan kesenian;
11. pendidikan jasmani dan kesehatan;
12. menggambar; serta
13. bahasa Inggris.


e. Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional

Penanggung jawab pendidikan nasional adalah presiden, sedangkan pengelolaannya diatur sebagi berikut:

1. Pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh presiden kepada departemen/menteri yang bertanggung jawab atas pendidikan.
2. Dalam hal tertentu, pengelolaan pendidikan nasional yang mengandung kekhususan, di antaranya keagamaan dan kedinasan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional , diserahkan oleh presiden kepada departemen / badan pemerintah lainnya.
3. dalam mengelola pendidikan nasioanal presiden diabantu oleh dewan pendidikan nasional, yang anggotanya, antara lain terdiri dari wakil-wakil pengeola dan unsur-unsur masyarakat. Dewan pendidikan nasioanal berfungsi sebagai penasihat presiden untuk masalah-masalah pendidikan nasional, juga penasihat badan kerjasama antara pengelola pendidikan nasioanal.

Bab VII
Pendidikan agama di indonesia

Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia, temasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral yang dahulu sangat dijunjung tinggi, kini tampaknya meluncur kepada kurang diindahkan. Kehidupan manusia makin bertambah mudah dengan penemuan berbagai ilmu dan teknologi, sehingga jarak antara dua tempat yang selama ini dianggap sangat jauh terasa dekat. Ruang dan waktu seolah-olah bukan factor penghalang bagi kegiatan manusia untuk melakukan kegiatan tertentu. Informasi tersebar dengan amat cepatnya. Persaingan hidup makin terasa keras. Pertambahan ilmu secara kognitif makin banyak yang harus dikuasai atau diketahui para peserta didik bila tidak ingin tertinggal dari perkembangan ilmu dan teknologi.

Namun, dibalik kemajuan yang demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan, yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan noram social yang sealam ini sangat diagungkan bangsa Indonesiamulai menurun, bahkan kadangkala diabaikan, karena ingin meraih keduksesan tersebut. Banyak tingkah laku manusia termasuk tingkah laku sebagian peserta didik yang mencemaskan orang banayk seperti perkelahian pelajar, terlibat dengan masalah narkotik, pergaulan bebas, membunuh diri dan sebagainya yang sebelum tahun 1945 jarang kedengaran. Ini merupakan salah satu dampak kemajuan ilmu dan teknologi yang telah memasuki generasi mudanya.

Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap ampuh adalah melelui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama, khususnya agama Islam. Ajaran dan aturan yang terdapat di dalamnya sudah baku dan mutlak karena ia dalah ketetuan Tuhan Maha Pencipta. Ia bukan buatan manusia. Perlu dsadari, bahwa tidak ada ajaran selain Islam yang bertujuan merusak manusia dengan seluruh alam ini, tapi sebaliknya. Sebab itu penanaman nilai-nilai luhur agama ini harus diupayakan menjadi milik peserta didik. Dalam hal ini peranan guru agama sebagai ujung tombak sangat memegang peranan utama, sebab orang yang sangat dipercayanya kedua orang tuanya adalah guru. Peranan Sekolah Dasar dalam mengkomunikasikan dan mentransformasikan nilai-nilai agama ini menjadi modal dasar bagi semua peserta didik untuk dikembangkan di tingkat pendidikan lanjutannya. Sebab itu kerjasama secara terpadu dari semua unsure di lembaga pendidikan ini merupakan kunci kesuksesan pendidikan agama di SD.
Nilai-nilai agama yang sifatnya mutlak itu amat diperlukan dalam kehidupan dan berguna bagi umat manusia dalam upaya memperolah ridha Allah SWT sebagai perwujudan bahwa suruhan dan larangan-Nya ditaati.

Upaya-upaya yang dilakukan oelh pendidik untuk menjadikan nilai-nilai luhur agama itu menjadi bagian dari diri peserta didik di lembaga pendidikan formal perlu dilakukan secara sistematis dan terpadu oleh semua unsur pendidikan yang ada dilembaga pendidikan tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan itu antara lain dengan jalan menciptakan pergaulan yang bersifat mendidik, keteladanan yang mencerminkan perilaku dan tingkah laku yang dapat dihayati mereka baik secara individual maupun secara bersama-sama di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dan mereka diajak mengamalkannya dengan berbagai cara seperti melakukan shalat bersama di sekolah, mengadakan perayaan-perayaan hari besar Islam dan sebagainya.

Pergaulan yang dilakukan atas dasar kasih sayang ini akan menimbulkan rasa keakraban dan keterdekatan peserta didik dengan pendidiknya, sehingga proses transformasional berjalan dengan mulus. Pergaulan yang bersifat pedagogis ini direncanakan sebaik mungkin dan wajar, sehingga menimbulkan kesan yang mendalam ke dalam jiwa mereka. Untuk kesuksesan transformasi dan internalisasi yang dilakukan, perlu dikaji ulang upaya-upaya pedagogis yang telah dilakukan selama ini untuk menelaah kekuatan dan kelemahan upaya tersebut untuk segera disempurnakan.
Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan adalah dasar Negara, kepribadian, tujuan dan pandangan hidup bangsa Indonesia.Sebagai dasar Negara, pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan pedoman yang menunjukkan arah, cita-cita, dan tujuan bangsa. Demikian pula halnya dengan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Pancasila menjadi dasar system nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan Pancasila. Karena itu, Pancasila harus menjadi semua dasar kegiatan pendidikan di Indonesia. Selain berdasarkan Pancasila, pendidikan nasional juga bercita-cita untuk membentuk manusia, Pancasilais, yaitu manusia Indonesia yang menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam sikap perbuatan dan tingkah lakunya baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama membangunmasyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan Ideal adalah Pancasila, landasan konstitusional ialah UUD 1945 dan landasan operasional ialah Ketetapan MPR tentang GBHN.




Bab VIII
Demokrasi Pendidikan

Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas yang patut selalu dianalisis sehingga memberikan manfaat dalam praktek kehidupan dan pendidikan mengandung tiga hal, yaitu :

a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia.

b. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.
c. Rela berbakti untuk kepentingan/kesejahteraan bersama.

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah, antara lain :

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.

2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperolah pendidikan.

3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.

Dari prinsip-prinsip diatas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat diaman mereka berada, karena dalam kenyataannya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern dan sebagainya.
Untuk menghadapi dan mengatasi masalah baru dalam penghidupan yang kompleks diperlukan pendidikan yang lebih terorganisasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk mengadakan kreasi, untuk membagi tugas dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan-keputusan penting. Dalam masyarakat yang demokratis individu dan kelompok dipandang sebagai organisasi yang tumbuh, dinamis dan kreatif. Pemimpin berkewajiban untuk memperluas penyelifdikan mengenai nilai-nilai demokrasi dan artinya bagi penghidupan, terutama dalam usaha pendidikan (education enterprise). Ada beberapa pernyataan yang penting yang menyangkut kepemimpinan dan pemimpoin yang dermokratis.
Penyelidikan tentang “hubungan pesanan yang diamati” (perceived role relationship) banyak menjelaskan tentang sifat kepemimpinan, sedangkan “pandangan perceptual tentang perbuatan” (the perceptual view behavior) banyak pula mendapat dukungan. Hasil berbagai riset sangat bermanfaat. Pemimpin yang mengusahakan perbaikan selalu berusaha untuk mengembangkan potensi-potensi kepemimpinan pada orang lain.

Untuk men-tes pimpinan yang potensial orang mengahadapi berbagai kesulitan, tetapi yang jelas ialah bahwa kepemimpinan tidak cukup hanya didasarkan pada pengangkatan saja. Pendidikan kepemimpinan hendaknya lebih diperhatikan. Demikian juga kriteria untuk dipergunakan dalam proses penilaian mengajar dengan memperhatikan 5 pernyataan umum konsep-konsep penting.
Guru-guru yang merasakan iklim kerja yang demokratis akan mempunyai kecendurangan untuk menciptakan suasana yang sama dalam kelasnya. Adalah sangat penting untuk secara terus-menerus menganalisis dan merumuskan kembali nilai-nilai demokrasi sebab hasilnya akan banyak menentukan masa yang akan datang.
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan sekarang ini. Hal ini dapat dilihat pada apa yang terdapat dalam :
a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pelaksanaan demokrasi pendidikan tidak hanya terbaats pada pemberian kesempatan belajar tetapi juga mencukupi fasilitas pendidikan sesuai jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan masyarakat dengan tetap berorientasi kepada peningkatan mutu, dan relevansi pendidikan atau keserasian antara pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia. Dengan demikian semua lapisan masyarakat melalui lembaga-lembaga social dan keagamaan akan mungkin menyelenggarakan pendidikan dengan mengikuti petunjuk arah dan pedoman yang telah dibuat dan disepakati sebagai standar dalam keseragaman pelaksanaan pendidikan.
Tujuan dan tanggung jawab kepemimpinan pendidikan yang demokratis ialah untuk memperbaiki pengajaran disekolah. Inti peningkatan pengajaran ialah memperbesar efektivitas guru dalam kelas. Praktek kepemimpinan yang demokratis ialah membantu guru-guru untuk memandang dirinya secara positif, memungkinkan untuk menerima mereka sendiri dan orang-orang lain serta memberikan kesempatan yang luas untuk mengidentifikasikan siri dengan teman-teman sejawatnya. Ikut memiliki kebebasan dan tanggung jawab memungkinkan guru-guru untuk memberikan kesempatan kepada pelajar-pelajar untuk memandang dirinya sebagai warga Negara yang bertanggung jawab dan anggota penyumbang dalam masyarakat.

Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis oleh personal pendidikan memungkinkan guru-guru untuk mambina kelas secara demokratis pula dengan meletakkan titik berat pada aktivitas bersama dengan penghargaan akan keperluan, integritas, dan potensi semua anggota kelompok. Kelas yang demikian menyediakan kesempatan luas untuk memperoleh sukses dan hasil yang kreatif.
Pada waktu sekarang keamanan dan keadilan social dirasakan sangat penting, terutama dengan keinginan baru dalam dunia sebagai akibat revolusi industri yang mencengkeram penghidupan. Adalah menjadi tanggung jawab kita untuk mengusahakan agar keseimbangan dalam tujuan tidak mengarah kepada konformitas dan rasa aman dengan merugikan kemerdekaan dan tanggung jawab pribadi. Pemimpin-pemimpin dalam bidang pendidikan harus memperbarui kepercayaan dalam melaksanakan ideology demokrasi, sehingga orang-orang lebih yakin lagi. Adalah menjadi kewajiban kita pula untuk secara terus-menerus mengadakan analisis dan perumusan kembali nilai-nilai demokrasi. Apa yang terjadi dalam kelas merupakan bagian integral yang penting dalam proses penentuan apakah karya (penemuan) dan kreativitas seseorang akan lebih diperhitungkan dan dihargaii daripada hanya merupakan cambuk untuk kegiatan. Apa yang sekarang kita ketahui dan manfaatkan dari kepemimpinan yang demokratis akan banyak membebaskan manusia dari berbagai ikatan, sehingga dengan demikian akan banyak menentukan bagaimana masa yang akan datang.

BAB IX
Inovasi Pendidikan


Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kea rah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan). Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. DEngan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan, menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.
b. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.

c. Melonjaknya aspirasi mesyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan (di pihak lain) kesempatan sangat terbatas.

d. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Belum mekarnya alat organisais yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

Berbagai upaya dalam inovasi pendidikan antara lain :

a. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan

PPSP adalah salah satu proyek dalam rangka program pendidikan yang ditugaskan untuk mengembangkan satu sistem pendidikan dasar dan menengah yang :

- efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan individu yang diwujudkan melalui program pendidikan yang sesuai;

- merupakan dasar bagi pendidikan seumur hidup; dan

- efisien dan realities, sesuai dengan tingkat kemampuan pembiayaan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

b. Proyek Pamong

Pamong singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru. Tujuan proyek pamong untuk menemukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata, yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di Indonesia. Jadi, dengan sistem Pamong, anak-anak/siswa dapat belajar sendiri dengan bimbingan tutor, atau anggota masyarakat, serta bimbingan orang tua. Pengajaran yang diberikan memperhatikan kesanggupan anak.

c. SMP Terbuka

Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMPT) adalah Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama, yang kegiatan belajarnya sebagian besar diselenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang tyerbatas antara guru dan murid. Tugas SMPT untuk memperluas kesempatan belajar vdalam rangka pemerataan pendidikan bagi lulusan SD atau sederajat, atau siswa SMP yang putus sekolah. Khusus untuk tahap perintisan yang adapt diterima sebagai siswa SMPT diutamakan pada lulusan SD atau yang sederajat yang berusia 13-15 tahun yang belum tertampung di SMP yang ada. Tenaga pengajar terdiri dari guru Pembina dan guru pembimbing yang diambi dari anggota masyarakat setempat, yang memenuhi criteria-kriteria tertentu. Kecuali itu, orang tua juga ikut mengawasi anaknya belajar.
d. Universitas Terbuka

Dalam rangka meningkatkan daya tampung perguruan tinggi maka pemerintah mendirikan Universitas Terbuka (UT). Universitas Terbuka menyelenggarakan tiga jenis program pendidikan, dengan system belajar jarak jauh., yaitu program Sarjana (S1), dengan program Diploma (DI, DII, DIII) dan program Akta V.
Program S1 adalah program pendidikan sarjana yang meliputi berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terbuka untuk umum. Program Diploma dan Akta V adalah program peningkatan mutu tenaga kependidikan, terutama diperuntukkan bagi guru di sekolah menengah dan tenaga pengajar di perguruan tinggi. Mirip dengan perguruan tinggi lain, penyelesaian program studi di UT, baik melalui Program Sarjana maupun Program Diploma dan Akta adalah berdasarkan pada jumlah angka Satuan Kresit Semester (SKS) yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Universitas Terbuka menyediakan pelayanan pendidikan dengan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Kegiatan belajar-mengajar di UT meliputi kegiatan-kegiatan belajar mengajar mandiri (kegiatan belajar utama mahasiswa), kegiatan belajar kelompok antar mahasiswa (merupakan kegiatan belajar tambahan), dan kegiatan belajar tatap muka antara mahasiswa dan tutor.


e. Pembaruan Sistem Tenaga Pendidikan Kependidikan

Pemabruan Sistem Tenaga Kependidikan diarahkan untuk menunjang pembangunan bangsa pada khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia pada umunya. Dengan demikian, sasaran-sasaran pendidikan tenaga kependidikan sebagai berikut :

- Pengadaan tenaga kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.

- Pengembangan dan pembaruan ilmu kependidikan.

- Perencanaan dan pembangunan terpadu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar